d i a


.

Banyak yang bilang kalau aku ini “well-organized person”, aku pun sadar dan mengakuinya.
Aku selalu mempersiapkan semuanya dengan matang, punya plan A, plan B dst…hingga tiap detail nya aku pikirkan agar semuanya almost perfect dan tidak ada penyesalan setelahnya. Ya, itu aku. Kun anta
Semua rencana ku bahkan sudah tertulis di proposal hidup ku sejak dulu…
Bisa dibilang, terlalu sibuk mengejar mimpi dan memenuhi ambisi adalah agenda hidup yang tak ingin ku khianati…
Semua penuh sadar.
Tapi sekarang, aku hampir-hampir melepas ikatan rencana yg tlah lama tersusun rapi dengan sepaket persiapannya…itu tak lagi menjadi prioritas ku.

KENAPA???

Seorang lelaki datang ke dalam hidup ku…

Hingga ia datang membalik keadaan….mengacak-acak semua tujuan hidup yang sedang ku perjuangkan.
Aku bahkan merusak “aturan hidup” yang ku buat sendiri…
Semua planning yang ku susun sendiri berubah drastis sangat jauh dari ekspektasiku, berganti dengan rencana kami berdua yang luar biasa tak kalah indah…
Aku belajar banyak memantaskan diri demi terwujudnya impian bersama...

Laki-laki dengan kesederhanaan yang mengagumkan.
Laki-laki luar biasa yang bisa membuatku berkata "Ya" untuk memotong cita-citaku, menggantikannya dengan cita-cita yang lebih tinggi dan berjanji akan bersama-sama menggapainya.
Laki-laki gagah yang berani memintaku di hadapan Paph-Ibuku untuk menggenapkan separuh Dien Nya.
Laki-laki hebat yang berhasil meredakan ambisi ku, berganti dengan rencana lain yang lebih mulia: merawatnya, memastikan dia baik-baik saja serta mendampinginya dalam susah-bahagia :')
C.C ~ August 29,  2015
Meski rencana matang itu berubah menjadi seberantakannya, insyaaAllah aku tidak akan pernah menyesali skenario ini.
Karna bersama nya, tak hanya bermimpi di dunia...tapi kami ingin mewujudkan mimpi hingga ke Jannah Nya... aamiin :) 
Dia anugerah, dia jawaban istikharah ku, dia adalah impian masa depan ku…

Bukan aku yang memilihnya, tapi Allah yang pilihkan dia untuk ku cintai.
Bismillah…

Dan aku, tetap melihat mu...


.


Waktu dan cuaca berubah, 
tapi keyakinan dalam hati ku tidak.
Dia terus tumbuh setiap hari tersiram doa,
Keyakinan ini menguatkan ku untuk terus memantaskan diri 
demi terwujudnya sebuah impian...
Mimpi yang dulu sempat aku lepaskan,
Mimpi tentang seseorang yang akan menjadi penyempurna agama ku di masa depan…
Do’a-do’a ku setiap malam memohon pada Allah untuk menunjukkan,
Dan aku, 
aku tetap melihat mu ada di masa depan ku…
Kamu, 
tetap menjadi impian ku…



'Cause I do LOVEd the Process


.


'Cause I do LOVEd the process !
Pernah gak perhatiin jawaban apa saat kita tanya “Apa sih yang kamu pengen dalam hidup ini?”
Kebanyakan dari mereka menjawab “Aku cuma ingin bahagia kok”
Ya, jawaban itu sama sekali tak salah. Semua orang pasti ingin bahagia dan berhak bahagia.
But, the question is whether a happiness could be found easily whenever we want and wherever we needs ?
Dan yang ada di otak saya saat ini, tentu akan ada 2 option jawaban:
Pertama, kita bisa saja meraih kebahagiaan itu dengan mudah dan cepat. Tapi sadarkah? Sesuatu yang ‘instan’ biasanya efeknya juga kurang baik. Why? Jika kita mendapatkan sesuatu itu dengan instan, tanpa harus lelah dan bersusah payah, maka ia tak akan bertahan lama bahkan mungkin bisa menghilang begitu saja dan kepuasan yang dirasa pun kurang mengena.
Kedua, sebelum bertemu bahagia, kamu akan menemui sesuatu yang dikenal banyak “happiness finder” dengan nama proses.. ya..PROCESS ...
Jika itu menyangkut sesuatu yang besar dan istimewa, tentulah kita akan berproses. Mengenal dan mengakrabkan diri dengan proses memang tak selalu mulus. Disinilah kita akan mengenal dan merasakan banyak hal: akan ada para ‘haters’ yang meremehkan mu, akan ada segelintir batu sandungan yang menjatuhkan mu dan membuat mu ragu untuk bangkit lagi, akan ada tangis yang membuat mu semakin lemah, akan ada selintas rasa menyerah yang membuat mu maju-mundur untuk bertahan, akan ada sepaket cemas akan hasil yang tak ada jaminan mesti indah, akan ada banyak hal yang dikorbankan, dan lain-lain..
Tapi ingatkah? Karna kita memilih berproses, maka orientasi kita bukan lagi hasil. Saya ingat ± 3 tahun yang lalu saat masih kuliah, sejak itu saya mengikrarkan diri bahwa:
“Hasil atau nilai itu memang penting,
tapi lebih penting lagi bagaimana menjadi yang BERNILAI
Mungkin senyum bahagia diakhir lah yang selalu teringat, senyum saat kamu berhasil meraih mimpi, saat kamu telah mampu melakukan sesuatu yang sulit, namun terkadang kita lupa jatuh-bangun mu itulah yang membuat seulas senyum bahagia itu…Ya, saat itu yang dinamakan proses.
Dan aku tentu saja tak ingin memplagiatkan diri menjadi orang lain, because I’m who am. Aku tak ragu lagi mendeklarasikan bahwa “aku adalah pribadi yang mencintai proses”
Kadang memang aku harus bertumbuh, berproses, jatuh-bangun menghadapi semuanya sendiri…hanya mengandalkan Allah SWT di masa sulit itu,
Sesekali aku butuh bahu untuk bersandar dan bercerita betapa lelahnya hari ini,
Tak jarang juga aku butuh sekedar “comforting words” dari mereka yang tak bosan dengan sederet keluhan ku,
Mereka yang tulus menemani kita berproses menunggu sukses, tak letih menguatkan dan mendo’akan, mensupport, dan selalu peduli dengan kesehatan mu…Menurut ku, ini lebih romantic dari apapun. Ada mereka yang mungkin tak pernah diminta do’anya namun terus menyelipkan nama mu dalam sujud panjang do’anya… Subhanallah
Aku sangat menikmati saat dimana aku belum memiliki apapun untuk dibanggakan, tapi dengan ikhtiar dan tawakal yang sebenar-benarnya satu per satu mimpi dan keinginan tercapai pada waktunya dengan scenario indah Nya,
Adalah bahagia tiada kira tatkala bisa membagi cerita tentang proses itu dengan sepaket suka-dukanya, lalu mengukir senyum di sudut bibir orang sekeliling kita..
Mencoba menikmati proses dengan hati lapang dan semangat yang tak redup…
Karna satu hal, aku tak ingin merasakan efek soda yang indah dan senangnya hanya sebentar saja, lalu kembali lagi menjadi manusia yang tidak mensyukuri sekecil nikmat yang Allah berikan dengan seribu keluhan.
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
So, bagaimana dengan kalian guys? Akan menjadi pribadi yang mencintai proses atau hasil?

Warmest Regards,
Love,
R C D