Archive for September 2013

I care


.



“Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”
Iya, rasanya ingin saja menuliskannya dan membagi ini untuk kita.
Tentang dunia ku, perjalanan ku, dan tentu passion ku…N U R S I N G
Diantara sekian banyak profesi, ah mungkin naïf memang kalau ku sebut “nursing” itu the real passion. Tentu saja tidak. Ya, awalnya memang tidak. Tapi seperti keajaiban cinta pun, ia bisa saja tumbuh semakin kuat setelah merasakan dan menjalaninya.
Ada di jalan ini pun bukan jawaban dari cita-cita masa kecil ku dulu. Sama sekali bukan. Dulu bahkan tak pernah terlintas dalam pikir ku akan menjadi seorang Perawat. Tapi kalo dibilang salah jurusan? TIDAK. Karna aku yang memilihnya, entah kenapa saat itu tiba-tiba saja Allah berikan rasa ‘cenderung’ ku untuk belajar lebih pada dunia ini. Aku pun mulai mengenal ilmu asing ini, hingga 3 semester perkuliahan aku seperti belajar abstrak! Benar-benar tak paham dengan bidang ini. Sampai akhirnya tibalah waktu untuk praktik klinik di Rumah sakit. Takut benar-benar takut. Aku bahkan ragu pada diri ku sendiri, apa aku bisa melakukannya dengan baik? Bagaimana kalau aku justru melakukan kesalahan dan mencelakakan pasien?
Aku pun terus berdo’a pada Allah, Allah, jika memang sekaranglah waktunya, gerakkan tangan-tangan ini untuk memberi manfaat, tuntunlah lisan ini untuk menjadi penawar, pancarkan wajah ini untuk memberi penyejuk, untuk mereka –PASIEN- “
Luar biasa!!
Saat mengenakan seragam putih-putih itu, aku seakan bukan aku yang biasa.
Seragam itu seakan memberikan kekuatan.
Aku bisa berjalan dengan sigap dan cepat, padahal dulu aku terbiasa jalan pelan dan santai.
Aku bisa bicara dengan lancar & bijak, menenangkan pasien-pasien dengan senyum dan tutur kata ku, padahal dulu aku pribadi yang pemalu dan tak pandai berkespresi.
Aku bisa semalaman  tak tidur, terjaga untuk pasien-pasien, padahal dulu aku pribadi yang mudah lelah.
Aku bisa bersentuhan dan berkutat dengan perawatan jenazah, padahal dulu aku pribadi yang sangaatttt penakut.
Aku bisa membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien yang dari yang terkecil yang dikecoh orang hingga hal besar sekalipun, padahal dulu aku pribadi yang suka jijik dan gak telaten.
 Dan masih banyak lagiiii….
Lalu, kenapa aku mau berubah? Kenapa aku mau melakukannya?
The answer is, because I am a Nurse :) 
 Karna ALLAH telah menggerakkan hati ku untuk menyentuh hati mereka yang membutuhkan (pasien). Tak banyak orang yang digerakkan hatinya untuk ada dalam jalan yang ihsan ini.
Dan aku bersyukur telah ALLAH pilih untuk ada dalam lingkaran ini. Thanks my Almighty Allah…
Aku bersyukur dipertemukan dengan mereka. Aku menemukan ‘energy’ yang luar biasa saat berinteraksi dengan pasien, mendengarkan setiap keluh dan harapannya. Aku tak melakukan banyak hal, hanya menyentuhnya dengan ‘caring’, bertutur kata yang ‘terapeutik’, dan melakukan tugas ku dengan ‘tulus’ yang disertai do’a. Tapi justru begitu banyak yang aku dapatkan, tak jarang aku mendapat bonus do’a-do’a baik dari pasien untuk ku, aku banyak belajar dari mereka tentang mensyukuri nikmat sehat, belajar semangat dalam lemah, belajar ikhtiar dalam kesempitan, belajar berserah pada Yang Maha, dan belajar yakin pada kekuaran do’a.
Oh yaa tentang ‘caring’, dulu aku pernah sangsi dan bertanya-tanya “Apa pentingnya? Emangnya harus gitu ya?”, tapi sejak terjun di lapangan, jawaban itu seolah datang sendiri. Ternyata itu yang dibutuhkan pasien, itu yang menjadi kekuatan profesi kita Perawat untuk touch the heart. Thanks to my beloved lecturers for teaching me about the power of caring.
Beberapa waktu lalu, aku membaca sebuah artikel yang unik tapi dalam maknanya, begini:
Untuk menjadi perawat kau harus;
1.Pintar
Pintar membaca suasana hati orang lain di sekelilingmu, baik itu pasien ataupun rekan kerja.
Pintar membawa diri dalam situasi apapun dan ketika bertemu dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun, entah sedang berseragam atau tidak, dikenali sebagai perawat atau tidak.
Pintar menyembunyikan kesedihan, amarah, sakit kati, kekecewaan.
2. Kaya
Kaya ilmu pengetahuan umum, agar bisa nyambung ketika menghadapi pertanyaan atau keluhan dari pasien.
Kaya kesabaran hati, meski lebih sering dimarahi pasien dan senior, dan sedikit sekali menerima "terima kasih"
Kaya senyuman tulus, tak peduli dibalas dengan senyuman atau mata melotot heran.
Kaya "maaf " meskipun tidak berbuat salah.
Kaya "ketenangan" meskipun pasien mencak-mencak tanpa sebab dan atasan mengancam menyuruh lembur tanpa upah.
3. Rupawan
Rupawan dalam berbahasa dan bertuturkata meski aksen bahasa daerah agak kental dalam setiap artikulasi.

Rupawan dalam berpenampilan namun tetap bersahaja tanpa berusaha lebai, untuk meniru gaya artis.
4. Munafik
Seringkali perawat harus berbohong dan penuh kepura-puraan di depan pasien. Ya, kami berpura-pura bijak dan menguatkan hati pasien, walau saat itu kami sendiri tengah dirundung masalah dan lemah hatinya. Berpura-pura ceria walau sakit ataupun lelah. Demi kebaikan mu, pasien ku :)
5. Cepat
Cepat menanggapi keluhan pasien dan menentukan sesegera mungkin apa yang harus dilakukan.
Cepat membenahi diri dan hati meski baru selesai di"complaint" pasien bahkan rekan kerja.
Cepat beradaptasi dengan perubahan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, meski mungkin merugikan
dirinya.

Ya, kira-kira begitulah teman, jika kau ingin memutuskan masuk dalam lingkaran dunia Perawat.
Ns. Rizki Cintya Dewi, S.Kep
Untuk semua sejawat ku dan mahasiswa-mahasiswi Keperawatan yang tlah Allah gerakkan hatinya dijalan ini, selamat dan berbangga lah! Karna jalan yang kita pilih ini in shaa Allah mulia dan penuh berkah jika menjalaninya dengan baik. Mari berkarya, mari perkuat ilmu kita dan tebarkan kebaikan untuk umat.
Merawat dengan hati, bekerja dengan cinta.
Untuk profesi kita, viva for NURSES!

Dialog dengan Sajadah...


.

Seutas cerita dari kultum di tarawih ke 19 ini…tentang dialog dengan sajadah :)

Oneday…, di 1/3 malam terakhir , seorang hamba terbangun karena haus. Ia pun langsung minum, teguk demi teguk hingga puas. Saat itu jua, terdengar suara rintihan yang lirih. Mencari…dan mencari lah si hamba dari mana arah datangnya suara itu? Setelah minum, si hamba langsung bergegas naik ke atas tempat tidurnya. Hendak memejamkan mata, suara itu terdengar lagi…merasa terganggu, si hamba pun memutuskan untuk mencari sampai ketemu. Terkejutlah ia !! Ternyata suara itu datang dari sudut ruang kecil di selembar sajadah yang terbentang.
Kemudian si hamba langsung bertanya, “kenapa kau menangis di malam begini?”
Sajadah pun merespon, “seperti mu, aku pun butuh air.”
“Apa kau haus seperti ku? Kalau begitu, akan ku ambilkan minum untuk mu, tunggulah dulu.”, lanjut si hamba.
Sajadah langsung menjawab, “Tidak..tiidaakk…aku memang butuh air, tapi bukan itu. Aku rindu tetesan air mata mu di 1/3 malam Nya…

Subhanallah….
Teman, coba ingat lagi….kapan terakhir kali kita menangis pada Nya?
Mengadu, mensyukuri, melantunkan deretan kalimat cinta hingga menguraikan air mata di sujud panjang hanya pada Nya di 1/3 malam terakhir? Bukan kah itu lebih romantis dari apapun? >.<
Saat sujud, kita berada pada kepasrahan yang sebenar-benarnya….lambang penyerahan total diri kita pada Sang Khalik. Dan sajadah, kelak akan menjadi saksi saat kita di hisab...

Seringkali, mudah sekali menangis meratapi kegalauan dan urusan dunia.
Tapi apakah mudah juga menitihkan air mata pada Nya disepenggal waktu?
Astaghfirullah…

Allah…semoga kami bisa selalu istiqomah dijalan Mu.
Jaga semangat kami untuk menghidupkan lentera agama Mu.
Jadikan kami jiwa yang tangguh seperti pemuda Kahfi meski terasing demi Ridlo Illahi
Jadikan kami jiwa yang tegar seperti prajurit Badar meski tertatih memenangkan cahaya Mu.
Dan izinkan kami kembali berkumpul di jannah Mu…dengan kekuasaan Ars-Mu yang Maha Luas.
Aamiin Yaa Robbal’alamin…

Puisi Tausiyah Cinta


.



Bagaimana caranya menjelaskan rindu kepada seseorang..
Yang entah siapa dan di mana saat ini..

Untuk mu yang jauh di sana, 

terkadang mata ini iri kepada hati,
karena kau ada di hatiku, namun tidak tampak di mataku..

Aku tidak memiliki alasan pasti mengapa sampai saat ini masih ingin menunggu mu,

meski kau tak pernah meminta untuk ditunggu dan diharapkan.

Hati ini meyakini bahwa kau ada, meski entah di belahan bumi mana.

Yang aku tahu, kelak aku akan menyempurnakan hidup ku dengan mu,

 disini, disisiku…

Maka, saat hatiku telah mengenal fitrah Nya,

aku akan berusaha mencintai mu dengan cara yang dicintai-Nya.

Sekalipun kita belum pernah bertemu,  

mungkin saat ini kita tengah melihat langit yang sama,

tersenyum menatap rembulan yang sama.

Disanalah, tatapanmu dan tatapanku bertemu ^_^

@Tausiyahku

a little thing called 'family' -just 138-


.


1 3 8
Dulu aku kira ‘keluarga’ itu mesti sedarah, mesti ada bukti tercatat resmi di KK, mesti yang tinggal serumah dari kecil sampe gede, dan sejenisnya lah (?)

Tapi ternyata aku menemukan ‘keluarga baru’ dengan cara dan kesan yang berbeda. Yaa..mereka tlah ku sebut keluarga. Keluarga baru yang aku temukan selama di kawah candradimuka ku di Semarang, mereka 138
 
rumah kita -138-

Dulu aku tak menyangka akan tinggal begitu lama dan merasa nyaman dengan mereka. Sebelum memutuskan tinggal disana, aku pernah tinggal di 2 kost yang bisa dibilang jauh lebih bagus dari ini…
tapi aku sadar ternyata sebagus dan semahal apapun itu tak lebih berharga dibandingkan ‘kenyamanan hati’ dan ‘kehangatan keluarga’ meski sederhana…



hari wisuda ku, Nun & Riris
w/ Mak'e, Mbak Antin, Mbak Iput, Mbak Nia, Ayuk, Jenny
Mereka bisa menjadi sahabat bahkan kakak-adek ku...
Saat aku kesal, badmood, sedih, dan susah pun pastilah mereka yang pertama kena…Tapi mereka selalu punya cara ‘menghadapi’ ku…
Saat aku seneng pun adanya mereka membuat jauh lebih bahagia…
Mungkin itu yang kami sebut “BERBAGI”,
Mungkin itu yang kami cari selama ini, di tanah rantau ini, “KELUARGA”
Ah, ada saja memori dan seribu kesan ditempat itu… ^_^
Kami hampir tau semua tiap detail kebiasaan masing-masing,
Ingatkah kalian??
Saat nonton TV sambil makan & ngobrol bareng diruang tengah, eh tikus-tikus pun IRI sampe wira-wiri terus…, pas bulan puasa keluar jam.03.00 beli saur ngantuk-ngantuk jalan kaki bareng, pas hujan kamar mesti bocor, pas pada seru main badminton di depan kos, pas pada asyik main pokeran, pas nyuci di belakang sambil curi-curi curhat, pas saling jaga kalo ada yang sakit, pas tidur bareng rebutan oksigen, pas jalan-jalan bareng, ejek-ejekan…dan masih banyak lagiiii lah…
take her out! Hehee #tebak-tebak-remang-remang
bela-belain masak & danus jamur crispy demi bisa jalan-jalan se-kosan
seperjuangan niiiihhh
belum pada mandi, pagi2 ke Pantai Maron









Mbak Nia, Mbak Dinny, Mbak Dyah, Nun, Jenny, Ayuk, Riris, Riah, Ria
Kalian adalah warna di 138 ku :)
Bersama kalian, aku adalah aku dengan apa adanya aku...
138 memang tak selamanya kita singgahi, karna pada tiap-tiap 'waktunya' kita harus pergi mengejar mimpi dan membangun keluarga-keluarga baru lagi..
Terimakasih untuk sejuta rasa, seribu cerita & kenangan, ratusan pelajaran, bahkan puluhan foto yang tercetak disana…Hehee :D


Farewell moment
Sampai jumpa di hari yang lebih MULIA nanti
Suatu saat aku yakin kita akan bertemu dengan izin-Nya…entah dengan alur cerita yang bagaimana lagi….apapun itu, ku yakin semua akan indah se-indah rencana ALLAH untuk kita….. ^_^