Bibir ku selalu mudah tiap mengucap
kata IBU..
Hati ini selalu tergetar hebat tiap
mendengar kata IBU..
Dan otak ini selalu terjangkau dekat
tiap mengingat mu IBU..
Ejaan terindah yang mungkin pertama
kali ku bisa adalah I-B-U
Ibu, bagi ku kau segalanya di dunia
ini..menurut ku itu tak berlebihan, karna kau PANTAS untuk itu, Bu..
Ibu, Ibu dan Ibu…bahkan Rasul pun menyebut nama mu
hingga 3x, baru setelah itu Ayah. Bagiku itu bukti nyata bahwa kau lah “wanita mulia” bagi setiap anak di dunia ini.
Ibu, hingga dewasa kini, aku telah
bertemu dengan banyak wanita hebat…aku kagum dengan mereka Bu, tapi rasa kagum
ku pada mu melebihi semua itu…
Aku justru kagum dengan kesederhanaan
mu,
Menurut ku Ibu sangat unik, Ibu kerap
sekali membuat kami khawatir karna Ibu tak pernah mau memegang Hp bahkan saat
Ibu bepergian jauh sekalipun.
Taukah Bu, betapa khawatirnya kami?
Aku masih sangat ingat, waktu itu Ibu
sedang perjalanan malam dari Bandung-Brebes sendirian. Ibu menolak permintaan
mba Ayu agar Ibu naik travel yang lebih nyaman, tapi Ibu justru lebih memilih
naik bus ekonomi malam yang (semua orang tau) itu penuh resiko. Kami sangat
khawatir Bu…bagaimana caranya kami bisa tau keadaan mu? Semalaman aku (di
Semarang) dan mba Ayu (di Bandung) tak bisa tidur karna menunggu kabar mu sudah
pulang dengan selamat, dan semalaman pula Paph menunggu (tanpa tidur) dijalan
untuk menjemput mu..
Apa kau juga tau kah
Bu?
Pernah beberapa kali aku dan Icha
menangis dirumah saat hujan besar dan angin kencang sedang engkau berada di
luar sana (desa lain) berkeliling jualan baju Bu? Kami ingat kau tak membawa
payung..dan kami ingat, kau sedang kurang sehat saat itu..kami sangat khawatir
hingga menangis dan terus berdoa agar kau segera pulang bersama kami…itu semua
Ibu lakukan demi kami, anak mu..
Saat kami semua terlelap tidur, tengah
malam kau pasti ke kamar ku dan Icha untuk mengoleskan lotion ke kami, mengusir
nyamuk di kamar dan menyelimuti kami dengan lembut agar kami tetap bisa tidur
nyenyak. Sebenarnya saat itu aku tau Bu, dan aku sangat merasakannya dengan
jelas…tapi aku hanya bisa terenyuh dalam hati betapa besar tanda cinta mu meski kau tak pernah mengatakannya secara langsung.
Sering juga di setiap 1/3 malam
terakhir, aku mendengar rintihan tangisan…dan ternyata itu adalah kau Ibu, kau
selalu bermunajat untuk kami, ku dengar kau menyebut kami dalam setiap sujud
do’a mu…Subhanallah..
Dan saat kumandang adzan Subuh tiba,
kau selalu mengajak ku untuk datang ke masjid untuk sholat berjamaah.

Ibu, betapa bangga dan kagumnya aku
terlahir dari rahim mu…
Saat SMA, aku pernah bernadzar jika aku
bisa meraih peringkat 1 paralel di sekolah, aku ingin Ibu lah yang datang dan
maju bersama ku saat upacara bendera. Dan Alkhamdulillah atas izin ALLAH dan
ridho Ibu, aku meraihnya. Aku sangat senang saat memberikan surat undangan
untuk orang tua ke sekolah untuk maju pada saat
upacara. Tapi saat itu kata awal yang Ibu ucapkan “Apa kamu tidak malu
kalau Ibu yang datang?” Astaghfirullahal’adzim…tak pernah terlintas sedikitpun
aku merasa malu menjadi anak mu, Bu..!! Justru aku bangga, karna sejatinya
hadiah dan penghargaan itu layak untuk mu, semua itu karna Ibu yang selalu
membangunkan ku untuk Qiyamul lail dan belajar di 1/3 malam terakhir, Ibu juga
yang selalu memberi ku doa-doa untuk aku baca setiap aku ikut lomba dan sebelum
ujian, dan aku yakin ada do’a Ibu di setiap langkah ku…
Semua penghargaan dan prestasi yang
pernah ku raih, sanjungan yang aku terima, pantaslah itu semua dipersembahkan
untuk mu, Bu..
Saat teman-teman suka menceritakan
kehebatan Ibu mereka dalam karir dan sederet jenjang pendidikannya, aku lebih
bangga menceritakan tentang Ibu dengan segala “kesederhanaan
yang mengagumkan” itu…
Karna menurut ku, kehebatan Ibu tak
hanya kehebatan di dunia dan di mata manusia saja, tapi Ibu mulia di mata ILLAHI RABB…
Masih sangat ku ingat jelas,
Saat Ibu dan Paph di Baitullah untuk
menyempurnakan rukun Islam, saat itu aku sakit. Ibu dan Paph pun seakan menahan
tangis setiap menelpon ku disana. Lalu saat pulang dan bertemu kembali, Ibu
mengaku bahwa selama di Baitullah Ibu selalu menangis saat teringat tentang
ku….terima kasih Ibu….
Ibu yang selalu mengajakku mengenal Mu
lebih dekat, mengajari ku untuk zuhud, untuk hidup prihatin dan selalu ingat
berbagi dengan “mereka yang dibawah”..
Saat aku mulai kuliah dan kedewasaan
menuntut ku untuk tak selalu di dekat mu, aku tersadar betapa "ketergantungannya aku dengan Ibu"...
Suatu hari, aku sangat tersentak saat
ada keluarga besar ku yang berkata diantara ketiga anak Ibu, Ibu selalu
memuji-muji dan menceritakan tentang aku ke semua orang, subhanallah…aku tak
pernah tau itu Bu…
Cinta mu ternyata begitu dalam, begitu rapat,
namun aku selalu bisa merasakannya…
Bukti kebaikan Ibu bisa dengan mudah
aku temui dimana-mana Bu…semua orang mengenal mu dengan baik, aku sering sekali
mendengar orang menyanjung kebaikan perangai Ibu, banyak orang kaya disekitar
kita, tapi sering beberapa orang tak mampu memilih datang ke rumah mencari mu
untuk meminta pertolongan karena mereka tau Ibu akan sangat berusaha menolong
walau kita sedang susah juga, Ibu juga pernah bercerita saat beliau sedang
keliling bekerja dan hujan lebat, ternyata banyak orang yang berebut meminta
Ibu untuk singgah dirumahnya dan memberikan payung, itu semua bayaran atas
ketulusan Ibu pada mereka…
Harusnya kami memang tak perlu
khawatir, karna kami yakin ALLAH SWT pasti menjaga orang baik seperti mu, Bu.
Dan kami percaya, ALLAH SWT pasti juga mengirim orang-orang baik Nya untuk
menolong mu dimana pun itu.
Tapi, tetap saja kami khawatir, karna
ini salah satu cara kami mencinta mu, Ibu.
IBU, AKU
MENCINTAI MU KARENA ALLAH SWT…
Akan aku rawat selalu lahir dan batin
Ibu..
Aku harap keberkahan dan ridho dari mu
selalu, wahai Ibu..
Aku ingin Ibu selalu sehat dan ada di
samping ku, hingga aku dewasa aku ingin Ibu menyaksikan saat aku harus
menomorduakan bakti ku pada mu, saat aku menjadi sosok seperti kau, dan aku
ingin kau juga yang menutup mata dan menuntun syahadat ku di akhir nanti…
Terimakasih ALLAH, Engkau telah mengutus sosok nyata wanita mulia nan sholekhah di dekat ku, yang selalu membimbing ku menggapai ridho Mu..
IBU, IBU, IBU
Dunia ku bisa
berarti karena mu Ibu, dan aku ingin akhirat ku juga bersama mu di jannah
Nya…aamiin
(Tau kah Bu? Saat menulis ini, berapa
tetes air mata ini mengalir? Jutaan katapun aku yakin tak bisa melukiskan
indahnya perangai dan cinta Ibu… Meski kau tak membaca ini, tapi aku ingin
dunia tau besar cinta ku pada Ibu, Ibu dan Ibu)
Putri yang selalu
mengagumi mu, Ibu
*RCD*