Archive for 2014

'Cause I do LOVEd the Process


.


'Cause I do LOVEd the process !
Pernah gak perhatiin jawaban apa saat kita tanya “Apa sih yang kamu pengen dalam hidup ini?”
Kebanyakan dari mereka menjawab “Aku cuma ingin bahagia kok”
Ya, jawaban itu sama sekali tak salah. Semua orang pasti ingin bahagia dan berhak bahagia.
But, the question is whether a happiness could be found easily whenever we want and wherever we needs ?
Dan yang ada di otak saya saat ini, tentu akan ada 2 option jawaban:
Pertama, kita bisa saja meraih kebahagiaan itu dengan mudah dan cepat. Tapi sadarkah? Sesuatu yang ‘instan’ biasanya efeknya juga kurang baik. Why? Jika kita mendapatkan sesuatu itu dengan instan, tanpa harus lelah dan bersusah payah, maka ia tak akan bertahan lama bahkan mungkin bisa menghilang begitu saja dan kepuasan yang dirasa pun kurang mengena.
Kedua, sebelum bertemu bahagia, kamu akan menemui sesuatu yang dikenal banyak “happiness finder” dengan nama proses.. ya..PROCESS ...
Jika itu menyangkut sesuatu yang besar dan istimewa, tentulah kita akan berproses. Mengenal dan mengakrabkan diri dengan proses memang tak selalu mulus. Disinilah kita akan mengenal dan merasakan banyak hal: akan ada para ‘haters’ yang meremehkan mu, akan ada segelintir batu sandungan yang menjatuhkan mu dan membuat mu ragu untuk bangkit lagi, akan ada tangis yang membuat mu semakin lemah, akan ada selintas rasa menyerah yang membuat mu maju-mundur untuk bertahan, akan ada sepaket cemas akan hasil yang tak ada jaminan mesti indah, akan ada banyak hal yang dikorbankan, dan lain-lain..
Tapi ingatkah? Karna kita memilih berproses, maka orientasi kita bukan lagi hasil. Saya ingat ± 3 tahun yang lalu saat masih kuliah, sejak itu saya mengikrarkan diri bahwa:
“Hasil atau nilai itu memang penting,
tapi lebih penting lagi bagaimana menjadi yang BERNILAI
Mungkin senyum bahagia diakhir lah yang selalu teringat, senyum saat kamu berhasil meraih mimpi, saat kamu telah mampu melakukan sesuatu yang sulit, namun terkadang kita lupa jatuh-bangun mu itulah yang membuat seulas senyum bahagia itu…Ya, saat itu yang dinamakan proses.
Dan aku tentu saja tak ingin memplagiatkan diri menjadi orang lain, because I’m who am. Aku tak ragu lagi mendeklarasikan bahwa “aku adalah pribadi yang mencintai proses”
Kadang memang aku harus bertumbuh, berproses, jatuh-bangun menghadapi semuanya sendiri…hanya mengandalkan Allah SWT di masa sulit itu,
Sesekali aku butuh bahu untuk bersandar dan bercerita betapa lelahnya hari ini,
Tak jarang juga aku butuh sekedar “comforting words” dari mereka yang tak bosan dengan sederet keluhan ku,
Mereka yang tulus menemani kita berproses menunggu sukses, tak letih menguatkan dan mendo’akan, mensupport, dan selalu peduli dengan kesehatan mu…Menurut ku, ini lebih romantic dari apapun. Ada mereka yang mungkin tak pernah diminta do’anya namun terus menyelipkan nama mu dalam sujud panjang do’anya… Subhanallah
Aku sangat menikmati saat dimana aku belum memiliki apapun untuk dibanggakan, tapi dengan ikhtiar dan tawakal yang sebenar-benarnya satu per satu mimpi dan keinginan tercapai pada waktunya dengan scenario indah Nya,
Adalah bahagia tiada kira tatkala bisa membagi cerita tentang proses itu dengan sepaket suka-dukanya, lalu mengukir senyum di sudut bibir orang sekeliling kita..
Mencoba menikmati proses dengan hati lapang dan semangat yang tak redup…
Karna satu hal, aku tak ingin merasakan efek soda yang indah dan senangnya hanya sebentar saja, lalu kembali lagi menjadi manusia yang tidak mensyukuri sekecil nikmat yang Allah berikan dengan seribu keluhan.
Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
So, bagaimana dengan kalian guys? Akan menjadi pribadi yang mencintai proses atau hasil?

Warmest Regards,
Love,
R C D

(mungkin) ini yang namanya "Memantaskan Diri"


.




Pernah kah, mendapat tugas baru yang terasa berat, sulit dan bahkan tak tau bagaimana caranya??
Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa?
How should I show my expression?
Kalimat itu yang sedari dulu sering berputar di serebri ini
Tentang
amanah, tentang ragu dan tentang kepercayaan.
Ketiga hal ini entah kenapa serasa sulit dipisahkan…
Jika boleh protes, kenapa sedari dulu seringkali diberikan tugas atau amanah yang justru diluar jangkauan logika? Kenapa aku/kamu??
Saat amanah sudah ditangan, gelisah…bingung….dan keraguan pun mulai melanda. Ragu pada kemampuan diri. Ragu yang menandakan betapa lemah dan rapuhnya kita… Astaghfirullah…
Mampu kah menjalankan tugas/ujian itu dengan amanah?
Mampu kah menjaga kepercayaan mereka?
Dan mampu kah kita yakin pada kemampuan diri ini dengan segala keterbatasanya?
Aku pun belajar bahwa keraguan itu identik dengan rasa takut. Takut menghadapi konsekuensi dan segala resiko dari tugas kita. Bayangan-bayangan buruk pun lantas berseliweran. Jikapun ada suara-suara sumbang yang meragukan kita diluar sana, setidaknya cobalah yakin pada diri kita dulu…Because we can steer ourself in any direction we choose. You're on your own. And you know what you know. You are the guy who'll decide where to go.
Dan ingatlah masih ada mereka yang jauh mempercayai kita. Aku pun mulai memaknai betul-betul arti tawakal -Berserah-
Ya, hanya berserah pada-Nya semata. Kepasrahan dalam tingkat yang seutuhnya. 
Bahwa kita ini makhluk, hamba Nya…maka berprasangka baiklah pada Nya.
Sekali, dan berkali-kali lagi aku percaya bahwa tak ada yang kebetulan! 

Jika logika sudah tak mampu di ajak berdiskusi,
maka cobalah berdialog dengan hati,
dan seringkan lah bercengkerama dengan Dia dalam sujud panjang do’a.

Ya, semua pastilah sudah Allah rancang dalam desain takdir indah Nya.
Semua yang awalnya terasa berat, nyatanya terasa mengalir ringan begitu dijalani…nyatanya pada akhirnya pun kita mampu. Karna Dia yang membolak-balikan hati siapa pun, karna Dia yang menggerakkan tangan-tangan kita untuk mampu menopang segalanya dan karna Dia lah pula yang ‘kan menentukan jadi seperti apa nanti…
Mungkin ini yang namanya “memantaskan diri” yang sebenarnya….
merasa pantas/percaya seutuhnya pada diri, lalu memantaskan menjadi yang terbaik dengan cara kita…maka “Man jadda wa jadda!”


Kerjakan bagian kita, dan selebihnya biarlah Allah bekerja dengan cara Nya
^_^

be strong and courageous!


.



Pernah ngerasa hopeless ?
Pernah ngerasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang udah maksimal, tapi sepertinya sia-sia?
Pernah ngerasa jejak-jejak harapan itu semakin surut?
Atau pernah ngerasa betapa sulit mencapai tujuan dan menggenggam mimpi?
Itu wajar…
Karna pada dasarnya, kita manusia biasa yang tidaklah 100% selalu kuat menghadapi masalah. Kita yang masih pasang-surut imannya pun kadang susah menghindari sifat manusia ini; kecewa dan mengeluh.
Aku pun juga seperti itu. Tapi tak lantas itu dijadikan alasan, kan ?!
Saat dihadapkan kondisi demikian, aku terus berpikir mencari benang merah, mencari titik sadar dan titik terang itu.
Aku pun disadarkan oleh banyak hal, dengan cara Allah yang selalu menakjubkan dan oleh orang-orang yang Allah kirim untuk menyadarkan ku…
Seperti kata-kata yang mereka persembahkan untuk ku;
“Semua tak akan pernah ada yang sia-sia, percayalah Allah sudah menyiapkan rencana yang indah untuk setiap hambanya bagi mereka yang berharap. Keep istiqomah.” (U.S)
“Suatu saat setiap manusia itu akan berada pada titik terlemah, saat beban terasa sangat berat, lebih tepatnya sedang dibolak-balikkan hatinya. Lakukan apa yang sudah kamu yakini, kamu yang lebih tau yang terbaik untuk dirimu sendiri” (N.B.B.L)
“Orang yang hilang harapan itu kayak ngambang di kehidupan, setan merasa menang, cukup Allah penolong kita. Tugas kita untuk dekat dengan Nya, semakin dekat dengan Nya…saat apapun juga.” (R.T.A)
“Pertolongan Allah itu dekat, pasti dibalik ini semua Allah sudah menyiapkan yang terbaik.” (M.D)

Yaa, kita tak boleh terlalu lama berada pada kondisi tak meng-enak-an seperti itu, jangan biarkan kita terus terbelenggu pada titik terlemah itu dan setan merasa menang..!
TAK BOLEH.
Karna kita punya ALLAH.
Darkness will surely be lifted by your sabr, hope, and the Noor of your faith by your loving Lord:
your ALLAH
Cobalah terus berkhusnudzon dengan rencana Allah, karna se-hebat, se-rapi dan se-detail apapun kita berencana, tetap skenario Allah lah yang paling indah.
Jika belum sekarang, mungkin satu detik kedepan? Mungkin besok atau lusa? Bahkan mungkin beberapa tahun lagi?
Ahh..ini soal waktu, DIA sebenernya ingin melihat seberapa tahan kita bersabar dalam menunggu? Seberapa kuat kita istiqomah dalam ikhtiar? Seberapa yakin dan semakin cintanya kita pada Sang Pemilik waktu itu?
Sadarkah ?? Ada banyak cara ketika DIA rindu dengan hambanya…
Mungkin selama ini kita terlalu terlena saat bahagia? Mungkin kita seringkali lupa, bahwa dibalik rasa bahagia itu terselip ujian dari Nya? Sebenarnya, DIA amat rindu dengan hambanya, DIA ingin hambanya mendekat pada Nya :)
R I N D U…yang pastinya sebuah kode cinta dari Nya.
DIA telah menjanjikan “Fainnama'al 'usri yusro.. innama'al 'usri yusro...”; Sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada kemudahan...bersama dengan kesulitan, ada kemudahan.. (Al-Insyirah:6-7)
DIA juga mengingatkan hingga 31 kali Fabiayyi a`laa irobbikuma thukadziban..”; Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan? (Ar-Rahman)
Masih ragu juga?? Bahkan DIA telah banyak menunjukkan kehebatanNya dalam berkehendak “Kun Fayakun”Jadilah, maka jadilah ia. (Yaasiin:82)
Tetaplah kerjakan bagian kita. Dan biarlah selebihnya ALLAH yang bekerja dengan cara NYA
Terkadang kehidupan memang harus berurusan dengan banyak hal yang membuat kita “terjatuh dan tertatih”
Bukan karna DIA tak sayang! Bisa jadi karna kamu ISTIMEWA, itu karna ALLAH melihat mu lebih kuat dari yang lain, karna ALLAH yakin kamu manusia yang mempu melewatinya. Justru DIA ingin melihat kita naik bahkan naik lebih tinggi lagi dari level bahagia kita saat ini.
…Everything happens because of a reason 
and Allah knows better…
Saat merasa dunia dan segala yang kita inginkan semakin jauh…Saat orang-orang yang tak setia pun menjauh…
Lihat dan perhatikan lah, masih ada ‘mereka’
‘mereka’ yang dengan tulus justru semakin mendekat pada mu, menguraikan ribuan do’a dan kata-kata bijak untuk mu, menyelipkan nama mu disetiap sujud panjangnya, mencurahkan perhatiannya untuk menguatkan mu hingga menggenapkan hati mu…
Mereka; Orang tua, saudara dan sahabat-sahabat mu…Mereka ada, dan mereka nyata menguatkan mu!
Dan, DIA pun akan selalu ada mendampingi mu, tanpa diminta sekalipun…
Indah bukan? Jika kita mau terbuka, mau sedikit lebih bertahan, semua akan baik-baik saja.
MENUNGGU lah dulu…
Akan datang waktu ketika ribuan do’a saat sujud terjawab dengan indah Nya…
Life goes ON :)